BREAKING NEWS

TANGERANG SELATAN

NASIONAL

TANGERANG RAYA

Thursday, December 11, 2025

Tingkatkan Pelayanan, Poly Gigi Ramah Anak dan Berkebutuhan Khusus RSUD Kota Tangerang Pertama di Banten

Tingkatkan Pelayanan, Poly Gigi Ramah Anak dan Berkebutuhan Khusus RSUD Kota Tangerang Pertama di Banten



Tangerang Raya, Korantangsel.com - RSUD Kota Tangerang kembali meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Salahsatunya dengan menghadirkan fasilitas unggulan serta tim medis yang berpengalaman dalam bidang spesialis gigi dan anak yang berkebutuhan khusus.

Ya, fasilitas alat medis yang sudah mumpuni dan satu-satunya di Rumah Sakit se-Provinsi Banten ini sengaja dirancang oleh para tenaga ahli medis RSUD Kota Tangerang, guna memberikan pelayanan perawatan yang lebih komperhensif dan ramah anak.

Seperti yang dijelaskan oleh drg. Retno Oktasari, Sp. KGA,. Ia mengatakan bahwa, pelayanan ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan gigi bagi anak.

"Kami ingin memberikan perawatan gigi yang terbaik untuk anak-anak, sehingga mereka dapat memiliki senyum yang sehat dan percaya diri," ujar drg. Retno Oktasari, Sp. KGA, saat dijumpai di RSUD Kota Tangerang, pada Rabu 10 Desember 2025 sore.

Disampaikannya, Rumah Sakit berskala Tipe-C ini sudah dilengkapi dengan alat medis yang lebih memadai, sehingga mampu memberikan pelayanan dan perawatan gigi terbaik, terutama bagi anak yang berkebutuhan khusus.

"Kami (RSUD Kota Tangerang) sudah dilengkapi dengan alat yang cukup memadai ya, untuk memastikan bahwa anak-anak mendapatkan perawatan gigi yang nyaman dan efektif terutama anak berkebutuhan khusus," jelasnya.

Adapun dalam bidang kesehatan gigi ini, RSUD Kota Tangerang sudah membuka pelayanan medis, meliputi ; Tambal Gigi, Cabut Gigi Susu dan Gigi Dewasa, Scaling, Konseling Orang Tua. Dan ragam pelayanan medis lainnya yang tersedia.

"Kami (RSUD Kota Tangerang) kebetulan menerima rujukan se-Banten. Kebetulan di kami ada 3 (tiga) dokter spesialis gigi anak. Jadi masing-masing mempunyai kompetensi yang kurang lebih sama. Spesialistik untuk (pasien) berkebutuhan khusus tuh banyak banget rujukan dari Banten ya, kebetulan di sini nih dokter spesialis untuk anak tersedia," terangnya.

Lebih jauh, dijelaskan drg. Retno Oktasari, Sp, KGA,. Bukan hanya anak-anak saja yang diberikan pelayanan dalam hal ini, namun pasien berkebutuhan khusus dengan usia dewasa pun juga diberikan pelayanan dan penanganan medis hingga operasi.

"Sampai umur berapapun kita tangani, jadi kadang ada pasien umur 30 tahun tetapi berkebutuhan khusus tetap pelayanannya di sini. Tetapi kadang karena kita tidak memungkinkan hanya menggunakan alat ini (fasilitas medis unggulan). Maka kita gunakan ruang operasi," ungkapnya.

Kendati demikian, ada perbedaan yang menjadi pengalaman unik untuk tim medis saat memberikan tindakan medis kepada pasien yang masih dibawah umur.

"Senjata utama sih rata-rata kalau ditemani orang tua itu, manja. Jadi kita tidak melarang untuk orang tua masuk agar si anak (pasien) tidak manja. Jadi banyak nih prosesnya, sampe akhirnya itu kita menggunakan alat ini (fasilitas medis unggulan) agar aman, karena kan anak berkebutuhan khusus, kalo kita mah bilangnya di bedong ini. Namun kadang juga kita butuh bantuan juga dari orang (keluarga atau kerabat pasien), tergantung dari yang kita tangani ini," kata drg. Retno Oktasari, Sp,.KGA,. menyampaikan sedikit pengalamannya.

Ia pun mengatakan keprihatinan terhadap faktor penyebab permasalahan kesehatan saat pertumbuhan gigi anak di usia kisaran 1 (satu) tahun.

"Kaya jajanannya yang sekarang kan banyak yang lengket-lengket, instan. Nah justru itu yang bikin gigi anak itu malah makin buruk atau tidak disertai kebersihan yang maksimal," imbuhnya.

Ia pun berpesan, agar kiranya setiap pelayanan Fasilitas Kesehatan (Faskes) tidak bosan untuk terus bersosialisasi kepada masyarakat akan pentingnya menjaga dan merawat kesehatan untuk gigi.

"Ya, mungkin di Faskes pertama, kita harusnya lebih menggalangkan lagi terkait kesehatan gigi terhadap anak ya, karenakan Indonesia kan kiatnya nanti 2030 bebas karies, sedangkan ini sudah 2025. 5 (lima) tahun lagi loh!!," ujarnya.

"Untuk mencegah ini, basic-nya sih kita sikat gigi. Kalau kita rajin dan bersih sikat gigi sih harusnya kita aman ya, engga akan terjadi (kerusakan gigi). Nah kelebihannya spesialis gigi anak, selain ke orang tua atau pendamping, kita juga komunikasi ke anak, Jadi sambil ngerjain (tindakan medis) gigi pasien. Kita lakukan sambil sosialisasi," ucap drg. Retno Oktasar,. Sp,. KGA,. mengakhiri. (Sn/Hiwata)

Saturday, December 6, 2025

Kecewa!!! Sound Sistem Alami Kendala Saat Konser D'Masiv di Festival Budaya Kota Tangerang

Kecewa!!! Sound Sistem Alami Kendala Saat Konser D'Masiv di Festival Budaya Kota Tangerang


Tangerang Raya, Korantangsel.com - Konser band ternama "D'Masiv" yang digelar semalam di Kota Tangerang dalam Festival Budaya, diwarnai dengan insiden tak terduga. Sound sistem yang digunakan dalam konser tersebut mengalami gangguan beberapa kali, membuat pengunjung protes dan merasa kecewa.

Dalam pantauan Tangerangsiber.co.id di lokasi, Terdengar, sound sistem (speaker) mengalami gangguan pertama kali terjadi saat band ternama "D'Masiv" sedang membawakan lagu hits mereka. Pengunjung yang sedang asik menyaksikan konser tersebut tidak bisa menahan kekecewaan mereka.

"Huhhhhh," suara teriakan semua penonton yang hadir beberapa kali terdengar keras di tengah tengah konser tersebut, pada Jum'at (5/12/2025).

Selain itu, di tengah-tengah konsernya vokalis D'Masiv, Rian Ekky Pradipta, juga menyinggung gangguan sound sistem yang dialami tersebut.

" Walaupun Spiker mati mati, kita nikmati aja temen- temen, ya," ujarnya.

Atas adanya insiden mengecewakan tersebut, Pihak penyelenggara diharapkan dapan meningkagkan kualitas sound sistem untuk memberikan kesan profesional dan pengalaman baik bagi pengunjung di masa depan. (Hiwata/ss)

Wednesday, December 3, 2025

Pemkot Tangerang Kawal Proses Hukum dan Pemulihan Korban Dugaan Kasus Pelecehan di Sekolah


NASIONAL, korantangsel.com – (Kota Tangerang) Pemerintah Kota Tangerang menegaskan komitmennya dalam memberikan perlindungan maksimal kepada anak dengan merespons cepat laporan dugaan pelecehan yang melibatkan oknum guru di salah satu sekolah di Kota Tangerang.

Melalui koordinasi lintas perangkat daerah, langkah pendampingan hukum, pemulihan psikologis, hingga penjaminan hak pendidikan korban langsung dijalankan sejak laporan diterima.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Tangerang Tihar Sopian mengatakan, pihaknya telah menerima laporan dugaan pelecehan tersebut secara langsung.

Tihar melanjutkan, pihaknya segera menindaklanjuti melalui pendampingan menyeluruh, baik dari sisi hukum maupun pemulihan psikologis korban.

“Sejak laporan masuk, kami langsung melakukan asesmen, pendampingan, serta memastikan korban mendapatkan perlindungan secara penuh. Ini merupakan komitmen Pemkot Tangerang dalam menangani kasus, terutama yang melibatkan anak dan lingkungan pendidikan,” papar Tihar, Rabu (3/12/25).



Tihar menjelaskan, pada saat laporan diterima (7 November 2025), korban didampingi tim UPTD PPA Kota Tangerang membuat laporan resmi ke Polres Metro Tangerang Kota.

Selanjutnya, pada 10 November 2025 korban menjalani pemeriksaan visum et repertum di RSUD Tangerang dan menerima layanan konseling psikolog di UPTD PPA sebagai bagian dari upaya pemulihan trauma.

"Pada 17 November 2025, UPTD PPA mengundang kepala sekolah untuk klarifikasi serta membahas langkah perlindungan lanjutan. Pertemuan juga dihadiri oleh Komnas Anak Kota Tangerang," jelasnya.

Dari pertemuan tersebut, disepakati bahwa korban dapat melaksanakan ujian sekolah dari rumah untuk menghindari potensi trauma saat bertemu pelaku. Serta, siap memfasilitasi perpindahan sekolah korban sesuai permintaan keluarga.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangerang Ruta Ireng Wicaksono menegaskan, pihaknya telah menonaktifkan terduga pelaku. Pemkot Tangerang tidak akan menolerir kejadian pelecehan verbal, fisik maupun seksual.



"Apalagi kekerasan dan bullying di lingkungan sekolah dan dunia pendidikan. Terduga pelaku telah dinonaktifkan dan semuanya akan diproses sesuai aturan dan hukum yang berlaku," tegas Ruta.

"Sedangkan pada terduga korban, bersama seluruh pihak sudah difasilitasi secara menyeluruh. Mulai dari keamanan dan kenyamanan ujian di rumah, serta proses pemindahan sekolah jika diinginkan," kata Ruta melalui sambungan telepon.

Pemerintah Kota Tangerang menegaskan sikap zero tolerance terhadap segala bentuk pelanggaran, terlebih yang terjadi di lingkungan pendidikan. Pemkot berkomitmen mengawal proses hukum hingga tuntas sekaligus memastikan hak pendidikan dan perlindungan terduga korban tetap terpenuhi. (korantangsel.com – mega)












 
Copyright © 2014 RANSEL. Designed by OddThemes